Judul: Perubahan Bentuk Dan Fungsi Kesenian Tradisional Bangilun (Studi Kasus Kelompok Kesenian Bangilun "Bakti" Di Desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta) -ANT
Pengarang: Wati, Linda
Penerbit: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada
Tahun: 2000
Tipe: Skripsi
Lokasi: Perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya

ABSTRAK Kesenian bangilun merupakan kesenian tradisional yang hidup di pedesaan Jawa Kesenian bangilun pertama kali muncul di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta pada tahun 1931. Kesenian bangilun merupakan kesenian jenis selawatan untuk menyebarkan agama Islam. Syair-syair lagu sebagaian dikutip dari kitab Barjanji dan karangan masyarakat setempat dengan menggunakan bahasa Arab, Jawa dan Indonesia. Syair-syair lagu tersebut berisi tentang pesan, nasihat, bimbingan dan ajaran Islam. Ada 90 lagu untuk mengiringi gerak tari yang terdiri dari 60 ragam gerak. Kesenian bangilun diiringi alat musik berupa jidhor, terbang, kendang dan genjreng Kesenian bangilun dewasa ini hanya memiliki nilai sosial dalam memuaskan hasrat manusia sebagai media hiburan dan pertunjukan saja. Pergeseran fungsi kesenian bangilun, karena faktor perubahan jaman, khususnya di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang banyak menciptakan kesenian modern. Generasi sekarang lebih tertarik dan mengagumi kesenian modern daripada kesenian tradisional sehingga kesenian bangilun dikatakan hidup tidak matipun juga tidak. Agar kesenian bangilun tetap lestari dalam masyarakat maka pendukung kesenian bangilun berusaha melakukan perubahan terhadap sebagian bentuk dan fungsi kesenian tersebut.

ABSTRACT

Subyek/Kata Kunci: perubahan, bentuk, fungsi, kesenian, tradisional